Assalamu'alaikum Warokhmatullahi Wabarokaatuh..
Bismillahirrokhmaanirrokhiim..
November 2003.
Dua pemuda datang ke sebuah terminal bus untuk menjemput kedua adik perempuan mereka masing-masing, yang datang dari luar kota.
Kebetulan saat itu adalah bulan Ramadhan, maka kedua pemuda itu menyuruh adiknya untuk berangkat agak pagi, supaya nanti tidak terlalu gerah dan menyebabkan kehausan dalam perjalanan.
Namun karena jalanan yang macet, hingga menyebabkan adik perempuan dari kedua pemuda itu masih belum juga datang, saat hari sudah melewati waktu dzuhur.
Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya sebuah bus datang memasuki terminal, dan turunlah kedua gadis yang ditunggu oleh kedua pemuda tersebut, setelah bus berhenti.
"Haus, Mas." Kata salah satu gadis adik dari pemuda kesatu.
"Tadi 'kan aku sudah bilang! kalau berangkat jangan terlalu siang.! Kata sang kakak dengan nada emosi. "Bukan cuma kamu saja yang kehausan. Aku juga lelah dan kepanasan." Sambungnya lagi.
"Tadi berangkatnya juga sudah sangat pagi, Mas. Tapi jalanan macet." Gadis dari adik pemuda kedua membela.
"Sudah, sudah. Ayo kita segera pulang. Biar bisa segera istirahat." Pungkas pemuda kedua menengahi.
"Tapi rasanya kami tidak sanggup melanjutkan puasa hari ini, Mas." Keluh adiknya.
"Ya sudah ... Kalian boleh membatalkan puasa hari ini." Jawab sang Kakak dengan bijak. "Sana, cari tempat penjual minuman."
"Aku juga mau ikut membatalkan puasaku." Sahut pemuda pertama. "Gara-gara kelamaan nunggu, sampai kehausan."
"Ah, kau ini." Sahut pemuda kedua.
"Mas nggak kehausan juga,?" tanya adik pemuda pertama.
"Akan aku coba untuk bertahan sampai waktu berbuka tiba." Jawab pemuda kedua dengan tenang.
Akhirnya kedua gadis tersebut menuju penjual es kelapa muda yang ada di pojok terminal. Pemuda pertama dan kedua pun mengikuti adiknya. Namun pemuda kedua hanya duduk di depan warung penjual minuman.
"Sudah... Kalau haus ikut minum saja... Hutang puasanya 'kan bisa dibayar di bulan lain." Goda pemuda pertama.
"Hehehe... Menang kalahnya akan kita rasakan saat tiba waktu berbuka nanti." Jawab pemuda kedua penuh teka-teki, "Dan juga saat lebaran tiba."
"Maksud kamu,?" tanya pemuda pertama tak mengerti.
"Iya. Maksudnya apa, Mas,?" tanya adik dari pemuda kedua.
"Kalian akan tahu jawabannya nanti. Kalau sudah waktunya berbuka." Dengan tenang, pemuda kedua menjawab pertanyaan dari temannya, dan juga adiknya.
Karena penasaran dengan teka-teki dari pemuda kedua itu, akhirnya adiknya tidak jadi meminum minuman yang telah dipesannya. Ia menyuruh si penjual untuk membungkusnya.
Dan tindakannya pun diikuti oleh adik dari pemuda pertama dan juga Kakaknya.
Singkat cerita, tiba-lah waktu berbuka puasa, setelah beberapa saat mereka istirahat di rumah.
"Apa yang kamu rasakan.?" Tanya pemuda kedua pada adiknya.
"Bangga." Jawab sang adik dengan singkat.
"Bangga,? bangga kenapa.?" Tanya sang Kakak lagi.
"Karena aku telah berhasil, dan menang hari ini." Jawab sang adik dengan bangga.
Sang Kakak hanya tersenyum mendengar jawaban adiknya.
Di masjid, saat sholat terawih, keempat anak manusia itu kembali bertemu.
"Teka-tekimu akhirnya terpecahkan." Kata pemuda pertama tiba-tiba, setelah selesai sholat terawih. "Seandainya tadi siang aku membatalkan puasa, pasti saat ini aku dan adikku tidak merasakan kebanggaan." Lanjut pemuda pertama, yang diikuti dengan senyum manis adiknya, sebagai tanda kemenanganan.
*****
Puasa Melatih Kesabaran
Berpuasa melatih kesabaran.Sabar artinya menahan diri. Menahan diri dari hawa nafsu, menahan diri dari emosi, dan juga menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain.
Sabar itu bersifat umum. Karena setiap manusia sebenarnya mempunyai sifat sabar, namun kadangkala ia kalah dengan hawa nafsu, emosi, dan juga ego. Yang pada akhirnya ia cenderung mengedepankan hawa nafsu dan ego dalam bertindak.
Sehingga ia hanya akan menuai kerugian dalam hidup di dunia maupun di akhirat.
The sabar is nelongso.
Sabar itu memang nelongso, tapi jika kita mampu bersabar sejenak dalam ke-nelongso-an, Insya Allah kesabaran kita akan berbuah manis (semanis senyum Admin para pembaca. wkwkwk)
“Innallaha ma’ashobiriin”
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."
Hal ini menandakan bahwa betapa pentingnya kesabaran dalam kehidupan.
Allah akan selalu bersama dengan orang-orang yang sabar. Sabar dalam menghadapi segala cobaan, rintangan, dan juga sabar dalam mengerjakan sesuatu.
Oleh karena itu, salah satu makna kita berpuasa adalah untuk melatih kesabaran.
Karena dinamakan melatih, berarti ketika kita sudah tidak berpuasa sekalipun, diharapkan mampu membawa sifat penyabar dalam kehidupan sehari-hari. (Bukan hanya saat menjalankan ibadah puasa saja).
Kadang diantara kita pernah mengatakan "Kalau saja hari ini aku tidak berpuasa", atau "Seandainya ini bukan bulan puasa", saat sedang dijahili orang lain, itu berarti kita tidak sedang berlatih bersabar, tetapi hanya sementara menahan emosi (sabar sesaat). Dan sifat dendam masih ada dalam hati. (awas kalau sudah selesai puasa.). :-D
Ada lagi, kadang saat siang begitu khusyu'nya ia berpuasa. Tapi saat waktu berbuka, dan menu buka puasa masakan istrinya tidak enak, langsung piring dibanting, gelas dibuang, nasi yang sebakul engkau tumpahkan.... hmmmmmm.... (malah nyanyi...) wkwkwkwk
Apakah kesabaran itu ada batasnya.?
Mungkin kita pernah mendengar orang berkata, atau bahkan kita sendiri pernah mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya. (Ini adalah ungkapan orang yang sudah tidak mampu lagi untuk bersabar.)
Sebenarnya dalam kehidupan manusia, sabar itu tak ada batasnya. Karena Allah telah mengajarkan kesabaran dan tidak pernah memberikan batas. Kita harus selalu bersabar dalam setiap hembus nafas.
Kita boleh saja marah. akan tetapi kemarahan kita harus didasari dengan taqwa. Marah ketika ada yang menjelek-jelekkan Nama Allah, marah ketika ada yang menghina agama Allah, dan lain sebagainya. (Marah dengan jalan yang benar).
Kesabaran memiliki beberapa keutamaan dan manfaat.
Allah swt. berfirman dalam surat Az-Zumar:10
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳُﻮَﻓَّﻰ ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮُﻭﻥَ ﺃَﺟْﺮَﻫُﻢْ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺣِﺴَﺎﺏٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar-lah yang akan dibalas dengan pahala tanpa batas.”
Ayat di atas menegaskan, bahwa Allah tidak memberi batas kesabaran, karena Allah menjanjikan pahala bagi orang yang selalu bersabar itu pun tanpa batas.
Hei, kawan...
Mari kita tingkatkan iman
dan selalu bersabar dalam kehidupan.
Maju ... maju ... maju ...
Ayo tingkatkan iman
Jangan marah-marah
Mari ramah-ramah..... :-D
Baiklah kawan, terimakasih atas segala perhatian
Dan mohon maaf atas segala kekurangan
Apa bila tulisan saya di atas ada yag salah, mohon dibenarkan.
Wassalamu'alaikum Warokhmatullahi Wabarokaatuh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar