"Assalamu'alaikum, mas, apa kabar?"
Jika biasanya ungkapan 'tiada angin tiada hujan' ditujukan untuk suatu peristiwa langka_maksudnya peristiwa yang tak dinyana-nyana. Tetapi lain halnya dengan yang dialami oleh Richie. Hujan yang mendera kota Surabaya belum juga me-reda meskipun tak sederas sebelumnya. Gemericik gerimis malam masih mengguyur atap-atap rumah warga kota Surabaya_termasuk pula rumah kost tempat Richie tinggal saat ini.
****
Semilir angin yang menyertai turunnya hujan sejak petang lalu sudah yang mulai mengguyur sebagian bumi masih menyisakan gemericik air yang menerpa atap. Richie yang sedang bermalas-malasan hanya rebahan sambil bermain handphone. Kadang membuka media sosial, kadang bermain game online. Ya ... apa sajalah yang Richie mainkan dari handphone kesayangannya untuk mengusir sepi. Termasuk juga mendengarkan musik.
Di dalam keseruan bermain game online, tiba-tiba ada notifikasi dari salah satu akun media sosial yang menunjukkan bahwa ada pesan yang masuk. "Assalamu'alaikum, Mas, apa kabar?" isi pesan tersebut setelah Richie membukanya. Sebuah pesan datang dari nomor yang tak tersimpan di dalam kontak handphone miliknya, membuat ia penasaran. "pesan dari siapa sih ini?" tanya Richie pada diri sendiri. Namun ia tak segera membalas pesan tersebut.
Rasa penasaran dengan pesan dari nomor tak dikenal membuat Richie berinisiatif untuk membalas pesan whatsapp dari nomor asing tersebut. "Wa'alaikum salam, siapa ya?" Tulisnya dalam balasan pesan whatsapp.
Tidak lama kemudian notifikasi pesan balasan pun kembali masuk, namun si pengirim pesan belum menyebutkan namanya. Ia hanya mengirim pesan balasan, "masih aktif menulis, mas?" dan Richie pun menjawab pertanyaan tersebut bahwa ia sudah jarang aktif menulis. Dan, Richie kembali menanyakan siapa dia_si pengirim pesan misterius itu. Lalu, barulah pengirim pesan misterius itu menjawab, "Aku Elin, Mas,"
"Elin? Elin siapa?" rasa penasaran kembali membuat Richie bertanya pada diri sendiri. Richie membuka info profil dari si pengirim pesan itu yang mengaku bernama Elin, namun foto yang digunakan adalah foto dari orang yang benar-benar tak dikenalnya.
Masih di dalam rasa penasarannya, Richie mengingat-ingat nama orang yang pernah ia kenal_yang bernama Elin. Sekian detik termangu mengingat-ingat, Richie tetap saja masih lupa. "Apakah kamu Elin dari dunia literasi?" Tanya Richie dalam pesan balasan. Dan akhirnya terjawab lah rasa penasaran Richie ketika menghubungkan dengan pertanyaannya perihal dunia literasi.
"Sekarang sudah ingat 'kan?" Balasan pesan singkat yang diterima oleh Richie.
"Oh, ya. Darimana kamu mendapat nomor teleponku?" Richie membalas chat Elin dengan pertanyaannya. Karena Richie memang sudah mengganti nomor handphone karena nomornya yang lama sudah hangus karena telat memperpanjang masa aktif.
"Mas sudah amnesia ya?" Balas Elin.
"Enak aja!" Jawab Richie bersungut-sungut,
"Buktinya, Mas sudah lupa kalau yang ngasih nomor baru Mas sendiri," Elin pun mengirim pesan balasan yang kemudian dilanjutkan dengan tulisan "hehehehe,..."
Richie kembali termangu_kembali memutar ingatannya. "Oh, iya. Tadi siang aku 'kan coba-coba buka IG_lalu menemukan komentar kamu di konten ku." Balas Richie yang dengan tak sengaja menemukan komentar dari Elin, dan menanyakan nomor contacts WhatsApp. Kemudian Richie pun membalas komentar tersebut dengan mencantumkan nomor whatsapp-nya.
"Iya, dan komentar itu sudah sangat lama sekali. Mungkin lebih dari satu tahun." Balas Elin sedikit dongkol. "Dasar cuek!" Tambahnya.
"Iya ... Maaf," balas Richie.
"Huh! Dasar!"
Tanpa terasa oleh keduanya, obrolan mereka melalui chat whatsapp tersebut hampir sampai tengah malam. Gemericik suara air hujan masih mengiringi balas-membalas pesan singkat mereka. Sadar bahwa besok pagi-pagi sekali Richie hendak pulang ke desanya karena ada urusan keluarga, Richie pun berpamitan ke Elin untuk mengakhiri obrolan mereka. Dan Elin juga bersedia mengakhirinya dengan memberi ucapan, "hati-hati di jalan ya, mas," pungkasnya.
Ya! Dulu Richie memang pernah kenal dengan seseorang yang bernama Elin. Dan hubungan mereka pun sempat dekat meski tak berlangsung lama.
Elin adalah seorang gadis Non-muslim. Richie mengenal Elin dari sebuah komunitas literasi yang anggotanya dari beberapa wilayah yang tersebar di Indonesia. Dari seringnya mereka saling sharing bersama tentang dunia literasi, akhirnya Richie dan Elin merasa ada kecocokan dan mereka pun ingin mengenal lebih dekat satu sama lain. Bahkan pada suatu hari, Elin mengutarakan maksud hatinya untuk menjadi mualaf. Ia meminta Richie untuk men-Syahadat-kannya. Richie merasa gembira mendengar ungkapan Elin, bahwa ia hendak memeluk agama sesuai kepercayaan yang Richie anut. Hingga Richie pun bertanya_"apa yang membuatmu ingin pindah kepercayaan?" Elin menjawab, "dari ucapan-ucapanmu, aku menemukan sebuah kedamaian," tukasnya. "Bukan karena alasan tertentu 'kan?" tanya Richie kemudian, dan Elin pun menjawab, "karena cinta? aku bukan tipe wanita yang mudah dibutakan oleh cinta!" Elin tegas menjawab.
Richie menyambut baik niat baik Elin. Apalagi setelah mendengar alasannya, membuat Richie semakin mantap oleh niatannya tersebut. Namun karena tempat mereka yang terhalang jarak, Richie meminta Elin untuk mencari Kyai atau ustadz terdekat di daerah tempat tinggalnya. Sebenarnya bukan hanya masalah tempat mereka yang berjauhan_yang membuat Richie harus berpikir dua kali untuk men-Syahadat-kan Elin, melainkan Richie merasa belum pantas untuk memenuhi permintaannya. Richie hanyalah seorang pemuda biasa yang masih dipenuhi oleh dosa-dosa. Oleh karena itulah Richie meminta Elin untuk mencari orang yang tepat, yang benar-benar mengerti tentang agama islam.
Hari berlalu, bulan pun berganti. Richie mendapat kabar bahwa Elin sudah menjadi mualaf. Richie bahagia mendengar hal itu. Namun kebahagian tak selalu harus bertahan lama menghuni sebuah hati.
Setiap hubungan pasti ada saja konflik yang mendera, sehingga hubungan mereka mulai merenggang. Entah siapa yang salah_Richie tak mau menyalahkan Elin dan ia pun tidak mau menyalahkan dirinya sendiri. Setiap manusia pasti memiliki pembenaran masing-masing. Ke-ego-an diri masing-masing menjadikan ke-karib-an akan berubah menjadi saling angkuh. Semua berpegang teguh pada harga diri. Sehingga tiba-lah saatnya untuk saling menjauh. Egois adalah sumber dan ringkasan dari semua kesalahan dan kesedihan.
Waktu terus bergulir. Hari berganti bulan, bulan pun berganti tahun. Richie sudah tidak ada hubungan lagi bersama Elin. Mereka menjalani kehidupan masing-masing. Bahkan kabar dari masing-masing sudah tak lagi terdengar oleh mereka. Lost contacts.
Beberapa tahun telah berlalu_mungkin saja delapan sampai sepuluh tahun lamanya. Di saat Richie sedang rebahan sambil mendengarkan musik di antara gemericik gerimis malam, tetiba ia mendapati notifikasi chat masuk di salah satu aplikasi media sosial pada handphone yang dipakainya. Richie memperhatikan nomor contacts si pengirim. Namun tidak ada tersimpan di handphone miliknya. Kemudian obrolan mereka lanjutkan tentang dunia literasi setelah mengetahui siapa pengirim pesan misterius tersebut. Ya_meskipun mereka sudah lama tak saling sapa, mereka tak menyinggung kisah lama untuk menjaga perasaan orang terdekatnya masing-masing. Richie dan Elin sudah saling dewasa_sudah tahu mana yang baik dan mana yang kurang pantas untuk dibahas. Ke-egoan demi harga diri yang dulu pernah menyelimuti jiwa mereka, kini sudah dihilangkan. Mereka sadar, bahwa tidak akan pernah mendapatkan hasil yang benar dari sifat egois. Justru egois bisa membawa diri menjadi seseorang yang selalu berpikiran negatif.
*****
Flashback,..
Dunia literasi memang sudah menjadi bagian dari hidup Richie sejak beberapa tahun lalu. Oleh karena itulah Richie banyak mengenal orang-orang yang juga memiliki hobi yang sama_dari berbagai kalangan dan dari berbagai daerah. Termasuk juga Elin. Namun sejak tiga tahun terakhir Richie mulai tidak lagi menekuni dunia tersebut karena suatu keadaan. Kesibukan selalu menjadi penghambat utama untuk kembali merangkai kata hingga menjadikan sebuah kalimat, kemudian terbentuklah sebuah cerita fiksi.
Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat. Untuk kembali menulis pastilah sangatlah berat rasanya. Apalagi dengan berbagai kesibukan, sangat menghambat untuk mencari inspirasi atau ide-ide tulisan yang hendak dibuat. Namun kini Richie ingin memulainya kembali. Memulai merangkai kata meskipun terasa sangat berat baginya guna berimajinasi untuk mencari paduan kata demi kata, kalimat demi kalimat, yang kemudian membentuk sebuah cerita.
Ceritanya bikin penasaran, gimana ya hubungan Richie dan Ellin selanjutnya.? cerita yang sangat menarik.
BalasHapusHubungan Richie dan Elin selanjutnya? Kan udah tamat. Jadi ya Ndak ada lanjutannya. Haha
HapusAkhirnya Elin direbut oleh Jaey dari Richie dan Richie bunuh diri 🤣
BalasHapusSdh nyoba nulis di App Fizzo blm kang atau jenis App novel lainnya, sepertinya disana menulis langsung dibayar kang.
Oh,... Jadi Karena Jaey 'toh, Elin menjauh dari Richie pada waktu itu?
HapusHuh! Dasar si Jaey. Haha
Udah pernah download aplikasinya, kang. Tapi belum sempat nulis di sana. Cuma di watpad yang udah pernah bikin cerita, tapi udah lama banget.
Iya Wattpad lbh dulu lahir dari Fizzo tapi pembaca takut sama Watpad karena banyak iklannya katanya, hehe.. dan 2022 kemarin Fizzo juara 1 di PlayStore.
HapusTapi skrg ngeblog lagi kan kang, asik nulis di blog sih bisa becanda2 bebas, klo di aplikasi katanya klo tulisan kita jelek kita dihujat 🤣 sadis!
Iya, kang, kalau nulis di blog kan bebas sesuka hati. Asal tidak menyinggung sara saja. Hehehe
HapusKalau di aplikasi khusus seperti wattpad maupun fizzo, itu agak bingung mau nulis yang sebagus mungkin.
Lha ternyata hubungan mereka sudah kelar kirain says bakal berlanjut sampai ke jenjang yang paling tinggi, tinggi sekali..hihihi
BalasHapusJenjang yang paling tinggi, maksudnya di genteng kali ya mas.😁
HapusJenjang yang lebih tinggi mungkin maksud mas Herman itu seperti lagu 'Mangku purel', kang. Ndemek pupu terus munggah ning Semeru. 😂😂😂😂
HapusBerarti Elin dan Jaka eh Richie sudahan ya.
BalasHapusMemang begitu sih hubungan, dekat banget sampai mau menikah, tapi akhirnya renggang dan pisahan, kemungkinan karena jarak memisahkan.
Iya, kang, Richie dan Elin emang udahan. Udah melakukan apa aja.
HapusMaksudnya udah melakukan segala upaya agar tidak udahan. 😂😂😂
Wah akhirnya ga jadi bersama karena suatu suratan takdir masing masing. Hanya say hay karena untuk mengenang pernah sehobi di dunia kepenulisan hehehe...
BalasHapustapi alhamdulilah ya, Ellin jadi mualaf...dan biarpun ga bersama tapi pernah ada sedikit cerita yang mengantarkan kisah manis diantara keduanya
Ya, seperti itulah. Kalau memang tidak ditakdirkan bersama, meskipun udah pernah dekat akhirnya pun berjauhan. Hanya tersisa kenangan yang bisa ditulis untuk dikenang. Wkwkwkkwkk
HapusYa bisa dikatakan elin itu seperti satria..! Kadang muncul kadang hilang begitu misterius, tapi kemunculannya sangat bermanfaat sebagai pendorong semangat.. 🤣
BalasHapusHahaha,... Bisa aja sampean, kang. 😂😂
Hapus"Setiap hubungan pasti ada saja konflik yang mendera," .. Tanpa konflik kehidupan jadi hambar. He he ....
BalasHapusYa ... Yang namanya kehidupan pasti ada saja konfliknya. Seperti sayur, jika tanpa garam juga rasanya kurang maknyus. Haha
HapusBtw, terima kasih sudah berkunjung ke rumah saya ini.
ah sayang richienya enggak baper, padahal uda lumayan nih sudah dibuka obrolannya lewat wa
BalasHapusRichie orangnya agak dingin, mas. Dia tidak mudah baper, tapi kalau menginginkan sesuatu harus kesampaian. Hahaha
Hapus