Secuil Rembulan |
Dia; Secuil Rembulan
Rona cahaya senja kian pudar. Redup berlalu dan samar.
Burungburung camar 'pun menghilang. Mereka telah pulang ke sarang.
Sunyi kian menerpa. Desah samudera sesekali terdengar, gaduh riak menghantam karang
Aku, ... Masih tetap di sini. Berdiri terpaku menatap hitamnya gelap malam.
Kerlip bintang hanya terlihat indah di kejauhan
Tak mampu kusentuh dalam dekapan.
Dia ...
Secuil rembulan yang datang, hanya sekejap lalu menghilang.
Aku ingin menunggu, tapi rasanya mustahil malam ini ia akan kembali datang.
Akankah rembulan itu akan kutemui di malam berikutnya?
Entahlah.
Tbn, 02/04/2017
Djacka Artub
Percayalah rembulan itu akan hadir di esok malam. Menemani gemerlap bintang-bintang. Meski kadang timbul tenggelam. Hehe
BalasHapusTapi ... Adakah dapat kudekap rembulan?
HapusAh, sudah lah... Haha
Rembulan tentu tak dapat di dekap namun hanya mampu untuk dilihat. Haha
Hapusitu bulan yang ada diTaiwan emang begitu, kalau rembulan di sunda mah malahan bisa ngomong (lagu doel sumbang)
HapusHahaha, mamang kok tahu?
Hapus'Jika rembulan itu tak kembali datang
BalasHapusElang....
Ajarkan aku terbang
Aku ingin pulang
Menemukan sayang..."
Jeee....akhirnya bs.....
Pekerjaan penulis puisi, sajak atau penyair sebenarnya paling sulit...karena menghadirkan realitas di dimensi absurditas adalah magi yang tak selalu terpetakan di aras logika....maka puisi tidak melulu tentang tarikan makna tp bagimana ia mengada dalam ras....bukan begitu Mas Djacka?
Cieee.... Om John pandai berpuisi juga ternyata. Hehehe
HapusBenar, Om. Menulis puisi itu memang gampang2 susah.
Mungkin kita bisa membuat puisi dengan tulisan dan bahasa yang indah. Tetapi makna yg terkandung di dalamnya terkadang sulit untuk dicerna. Bahkan hambar rasanya. Wkwkkwkwk
Ini puisi ya mas? Bagus kok.
BalasHapusEntahlah, mas. Saya sendiri juga bingung mau ngasih label apa. Hahaha
HapusMemandang rembulan memang indah! Begitulah istilah yang sering diucapkan oleh para pujangga cinta 😅
BalasHapusTapi keindahan tersebut mudah hilang jika disamping kita ada penjual kopi yg menagih kasbon hutang selama satu bulan 😂
Untuk itu, sebelum si penjual kopi itu datang menghampiri sebaiknya sampean kabur terlebih dahulu dengan Sang rembulan tersebut 😂
Sepertinya itu ide yg cemerlang, mas. Sebelum bertemu penjual kopi utk menagih hutang,sepertinya harus berlari mengejar rembulan yg telah pergi. Hahaha
HapusSecuil rembulan mampu memberi terang
BalasHapusAndai kau tak datang
Bagaimana aku memandang
Akan roman yang terkenang
Tentang setia yang ku pinang
oh secuil rembulan jangan engkau menghilang
Setiaku menunggu hingga engkau datang
Cieee..... Aku jadi baper... Wkwkwkwkkw
HapusEh baru tahu ternyata admin lembar jejak aksara baperan atau salah baca ya? "berperan" hehe
HapusRembulan bersinar lagi.. (lagu dangdut) hehe..
BalasHapusKeren kang, tapi apa iya itu puisi.. soalnya kok saya rada2 ngerti? Karena biasanya saya paling gk mudeng kalau baca puisi.. Atau memang puisi buatan kang Jek yang emang beda ya, high level gitu.. tapi entahlah..
Mencoba bikin puisi dg genre pop, kang... Hahaha
HapusKalau yg biasanya sulit dimengerti itu puisi bergenre sastra. Dan hanya orang2 yg memahami bahasa sastra saja yg mudeng dg puisi genre sastra. Wkwkwkwkk
Rembulan Temaram
BalasHapusRembulan temaram di langit malam
Kubias rindu antara ragu nan muram
Angin beranjak menyentuh hati
Senyum tertahan membungkus sunyi
Di pelataran petang
Aksara kurapal menunggu kau datang
Memunggungi rembulan tanpa kata
Sepi menimang rasa
Rembulan separuh di langit malam
Bertabur keindahan kerlip bintang
Peluk lah rindu penawar sunyi
Agar sepi tak selalu menampar hati
Bulan separuh
Wajah nona terlihat lusuh..
seperti merindukan seseorang yang belum jelas ia juga merindukan he
BalasHapusBagai pungguk merindukan bulan, bungguk.. Bungguk.. Begitu bunyinya, saya takut krn kata orang itu burung hantu hehee
BalasHapusrembulan ato venus?
BalasHapusDia secuil terang bulan, eh salah.!! coba aku baca lagi dah.. "Dia secuil rembulan" lah ini yang benar., xixixi.
BalasHapuskayaknya puisi ini dibuat pas lagi sendirian di rumah ya mas.
BalasHapuswaduh, tetap semangat aja deh, lanjutkan....
Saya lebih suka menuliskan nama Bulan dengan huruf daripada menuliskannya dengan angka :D
BalasHapusyaa!! tergantung kang jack kalau indahnya sinar rembulan...terkadang masih kalah sama keindahan sinar rondo sebelah..haahaaa!! PA
BalasHapusintinya gimana susana aja .....