Gambar ilustrasi: pasangan setia |
Cinta dan Kesetiaan Seorang Suami
Derai hujan baru saja me-reda. Namun rintik gerimis masih tersisa, seakan ingin menghabiskan stok air pada gumpalan awan abu-abu.
Pak Ngadimin, dengan sepeda onthelnya menerobos jalanan becek berlobang di antara rerimbun pohon sawo yang tumbuh di sisi kanan-kiri jalan. Dengan erat, sang istri yang duduk di jok belakang memegang erat punggung pak Ngadimin yang ngos-ngosan mengayuh sepeda onthel warisan dari orang tuanya. Bau keringat yang menyengat dari kaos oblong yang dikenakan laksana aroma parfum casablanca bagi sang istri.
Hari sudah menjelang senja. Di sebuah pemakaman, tampak seseorang duduk dengan khusyu' menghadap sebuah makam yang terlihat bersih terawat. Makam itu terlihat seperti baru.
Pak Ngadimin dan sang Istri hanya melihat sekilas saja keberadaan orang itu. Dengan genjotan semakin kuat, sepeda onthel melaju dengan cepat hingga menimbulkan bunyi 'Kriyet... Kriyeett.'
Keesokan harinya, pak Ngadimin dan istrinya kembali melewati jalan itu. Karena jalan tersebut memang jalan menuju ke sawah mereka.
Ketika sampai di pemakaman, seorang pria yang dilihatnya kemarin petang sudah berada di makam itu. "Pak, orang itu kok masih tetap duduk di situ?" tanya sang istri.
"Mungkin dia sedang mencari nomer togel, Bu." Jawab pak Ngadimin sekenanya.
"Ih... Bapak jangan su'udzon, pak... Tidak baik bagi kesehatan."
"Bapak cuma becanda, Bu... Jangan cemberut gitu dong. Papa kan sayang mama." Goda pak Ngadimin.
"Ih, bapak genit, ah..." Balas istri pak Ngadimin sambil mencubit punggung suaminya.
Pak Ngadimin semakin bersemangat menggenjot sepeda onthelnya setelah melihat istrinya bermanja ria dengan cubitan mesra di punggung.**
Rona jingga tampak mewarnai cakrawala. Pertanda senja telah tiba dan malam akan segera datang menjelang.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya hari ini di sawah, pak Ngadimin dan istrinya bersiap untuk pulang. Seperti biasa, ia melalui jalan pintas yang melewati pemakaman desa karena lebih cepat menuju rumahnya. Sesampai di pemakaman, kembali ia menemui seorang pria yang sebelumnya ia temui sedang duduk dengan khusyu' di samping sebuah makam yang terlihat masih baru.
"Pa, lihat dech. Orang itu masih duduk di situ." kata istrinya dari jok belakang sepeda onthel.
"Halah... Lebay." Sahut Pak Ngadimin.
"Kok lebay sih, Pa.... Papa jahat dech." Lagi-lagi sang istri mencubit punggung pak Ngadimin.
"Wes tuwo... Nek ngomong ra usah koyo cah nom. (Sudah tua ... kalau ngomong gak usah seperti ABG)" Sambil menggenjot onthel bututnya, pak Ngadimin memprotes gaya bicara sang istri.
"Iiiiiihhhh...." Cubitan mesra di punggung kembali diterima pak Ngadimin dari sang istri.
"E_e_e_eeee...." Pak Ngadimin kehilangan keseimbangan dan akhirnya, "KROSAKK..!! GEDABUGG...!!!" Mereka berdua jatuh ke semak-semak di pinggir jalan.
"Innalillahi Wainna Ilaihi Roji'un..." Seru seorang pria yang sedang duduk di samping makam itu setelah melihat pak Ngadimin dan istrinya terjatuh dari sepeda. Kemudian bangkit dari duduknya dan berlari menolong pak Ngadimin. "Bapak tidak apa-apa?" Tanya pria itu.
"Alhamdulillah, cuma sedikit tergores ranting semak."
"Alhamdulillah, kalau kalau begitu, pak."
"Bapak sendiri sedang apa di sini?" Pak Ngadimin bertanya basa basi.
"Oh, saya sedang mengunjungi makam almarhumah istri saya, pak."
"Dari kemarin saya lihat, bapak selalu berdoa di makam istrinya. Apa bapak nggak pernah pulang ke rumah?"
"Oh,__ saya berkunjung ke makam istri saya setiap pagi, siang, dan sore hari, pak."
"Wah ... Saya sangat kagum pada bapak. Pasti bapak sangat mencintai dan menyayangi istrinya, ya?" Istri pak Ngadimin ikut nimbrung dalam pembicaraan, "Dan pastinya bapak sangat merasa kehilangan ditinggal sang istri." Lanjutnya dengan nuansa mimik wajah sedih.
"Hmmmmm ..." Pria itu menghela nafas.
"Nanti kalau saya meninggal mendahului bapak, saya harap bapak juga mau dan bersedia melakukan hal yang seperti bapak ini lakukan. Sebagai bukti cinta dan sayangnya pada sang istri, beliau rela setiap hari mengunjungi makam almarhumah." Istri pak Ngadimin meminta pada suaminya.
"Sebenarnya begini, Pak,_Bu,_" Pria itu mulai bercerita, "Lima hari yang lalu sebelum istri saya menghembuskan nafas terakhirnya, beliau berpesan kepada saya, 'Bapak jangan menikah lagi sebelum tumbuh rumput di atas kuburan saya.'
Makanya saya setiap pagi, siang, dan sore hari selalu datang ke makam istri saya untuk menyiraminya dengan air dan pupuk kompos supaya rumput di atas makamnya segera tumbuh." Jelasnya panjang lebar.
"Eh'hemm ... Yo wes, Bu. Saya akan turuti permintaan ibu. Saya akan lakukan seperti apa yang dilakukan bapak ini di makam almarhumah istrinya." Pak Ngadimin bersedia memenuhi permintaan sang istri, untuk melakukan hal seperti yang dilakukan oleh seorang pria yang ditemuinya itu.
"CIAAAAATTTTT.....!!!" Tiba-tiba istri pak Ngadimin melompat dan berdiri dengan berkacak pinggang di atas pohon kamboja.
Hahaha, alah Bu, sudh Ibu-ibu nggak usah alay kayak anak ABG. Malu atuh di intip anakmu.. Apalagi romantis bingit jadi irilah aku 😀
BalasHapusNamanya juga ABG tua.
HapusMeskipun tua tetap romantis seperti anak mudah. hahahaha
ABT tepatnya. Pak. 😎
HapusPercaya nggak, kang Djack? Habis baca ini saya ingat tetanggaku lo, sudah tua lagi, anak 4 tapi kalau kenalan sama anak ABG bilang anaknya 1.. Wkwkwk.
BalasHapusAh.. Komenku nggak tak lanjut.. Tak nguyu sik.. Gubrak! Aduh kejentus pintu... Wkwk
Wah, wah, waahhh... Tetangganya perlu diru'yah itu. Supaya sadar dengan usianya. Hahahaha
HapusHaahaaa!!! PA itu mah bukan sayang istri tetapi sayang rumput hijau agar tumbuh & dapat Rongdo muda..haahaa!!! wong gemblung..
BalasHapusAtas saya PA. Hahaha
BalasHapusKarena rumput hijau itu indah dipandang daripada rumput kering, kang...hahahaaaaa
Kirain setia. Ternyata biar rumputnya cepet numbuh dan nikah lagi. ckckk
BalasHapuslucu-cucu gemeess....!!
Gemes sama penulisnya, apa gemes sama ceritanya?
HapusAtaukah gemes sama pak Ngadimin? Hahahaa
buset. itu pak ngadimen ngomong sama pak tua lagi ngitung togel.
BalasHapushmm... yang awalnya sang pasang suami lagi ngomongin orang ternyata ujung2nya dapet apes. kasian dia.
Ya... Itu salah satu akibat dari orang yang suka rasan2, mas.
HapusMakanya jangan suka ngrasani saya saya ya.
Kalau ngrasani yang bagus2 boleh. Apalagi bilang kalau aku wong bagus. Wkwkwkwwk
Wah seperti cerita zaman dulu ya..
BalasHapusDikala kesetiaan itu masih murni seperti embun pagi..
Disaat sang fajar mulai perlahan merangkak dari cakrawala..
Disaat Ayam jantan dari timur mulai berkokok..
Disaat itu pula ngadimin mulai menarik selimut, tanda waktunya bobo pagi 😂
Wahhh.... Kalau cerita itu mah, sudah pak ngadimin tulis beberapa abad yang silam, mas. 😂😂😂😂
Hapushahahaha kocak abis gan, setia kelas menengah ke atas tuch gan
BalasHapusYah si ibu, mbok yo didengar dulu alasannya mengapa, kalau sudah terucap bagaimana? haha nggk usah marah, dua -duanya suka menyimpulkan tanpa mencari tahu
BalasHapus"gubraaaak!!!" Eh emang gue pikirin
mabuuuuuuur ....
kalau niat hatinya pengen dapet randa muda memang berbagai trik dilakukan agar terlihat cinta istri
BalasHapusSaya merasa ada sesuatu pada paragraf 1 dan 2, semacam ada maksud lain tersirat disana. Entahlah apa itu. Ayo ngaku kang jack benar kan ada maksud lain? Hahaaa!
BalasHapusCinta sepanjang masa perlu dicontoh anak jaman sekarang.
BalasHapusawal kisah yang diceritakan pada awal dan pertengahannya seperti nya pengalaman admin ya?
BalasHapusawalnya romantis bikin haru bacane, eh endinge ya Allah, lebih mengharukan.
BalasHapussetia banget itu pagi siang sore ke makam terus.
he.he.he..biar cepet banyak rumput'y, bagusnya tanemin bibit rumput unggulan, biar cepet lebat..he.he.he
BalasHapushmmm terharu sama rasa setia nya :')
BalasHapusHallo salam kenal mas Cerpenis, kunjungan perdana. Saya harus bilang tulisan ini kompor gas, meminjam istilah pak de Indro warkop. Abis sedari awal saya cukup serius membacanya, secara bicara tentang kesetiaan seorang suami, hal yang tergolong baru buat saya pribadi, jadi butuh banyak belajar hehhee, namun kosentrasi saya buyar karena sajian paragraf tengah yang romantis namun sejujurnya geli hehhee, puncaknya tertawa lepas saat membaca, "ternyata suaminya rajin ke kuburan dan sirami makam istrinya berharap rumputnya cepat tumbuh" oh lalal, ampun kwkwk.
BalasHapusSecara ini cerdas karena sesuatu yang serius tetapi dibawahkan dalam gaya komedi. Keren, saya harus banyak belajar, sukses selalu mas.